Jumat, 27 Juli 2012

ARTIKEL "DEFINISI AL-KHAWARIJ"

A. AL-KHAWARIJ (الخوارج)
Secara bahasa kata khawarij berarti orang-orang yang telah keluar. Kata ini dipergunakan oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalib r.a. karena kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim (arbitrase) dari kelompok Mu'awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam perang Shiffin (37H/657). Jadi, nama khawarij bukanlah berasal dari kelompok ini, karena justru mereka lebih suka menamakan diri dengan syurah atau para penjual, yaitu orang-orang yang menjual (mengorbankan) jiwa raga mereka demi keridhaan Allah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah (2):207. Selain itu, ada juga istilah lain yang diprediketkan kepada mereka, seperti Haruriah, yang dinisbatkan pada nama desa di Kufah, yaitu Harura, dan Muhakkimah, karena seringnya kelompok ini mendasarkan diri pada kalimat "la hukma illa lillah" (tidak ada hukum selain hukum Allah), atau "la hakama illa Allah" (tidak ada pengantara selain Allah).

Secara historis Khawarij adalah Firqoh Bathil yang pertama muncul dalam Islarn sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al‑Fatawa
إبن تيمية: أول بدعة ظهورا في الإسلام بدعة الخوارج
"Bid'ah yang pertama muncul dalam Islam adalah bid'ah Khawarij".

Kemudian hadits‑hadits yang berkaitan dengan firoq dan sanadnya benar adalah hadits‑hadits yang berkaitan dengan Khawarij scdang yang berkaitan dcngan Mu'tazilah dan Syi'ah atau yang lainnya hanya terdapat dalam Atsar Sahabah atau hadits lemah, ini menunjukkan begitu besarnya tingkat bahaya Khawarij dan fenomenanya yang sudah ada pada masa Rasulullah SAW. Di samping itu Khawarij masih ada sampai sekarang baik secara nama maupun sebutan (laqob), secara nama masih terdapat di daerah Oman dan Afrika Utara sedangkan secara laqob berada di mana‑mana. Hal seperti inilah yang membuat pembahasan tcntang firqoh Khawarij begitu sangat pentingnya apalagi buku‑buku yang membahas masalah ini masih sangat sedikit, apalagi Rasulullah SAW menyuruh kita agar berhati‑hati terhadap firqoh ini.

Fakta munculnya Khawarij bukanlah pada masa Ali R.A sebagaimana scbagian para ahli sejarah menyebutkan, tapi sudah muncul pada masa Utsman RA baik secara ajaran maupun dalam bentuk aksi nyata, buku sejarah banyak menyebutkan ini seperti buku sejarahnya Imam At‑Thabari dan Ibnu Katsir. Dalam buku tersebut orang yang memberontak pada Utsman RA disebut Khawarij. Hal ini dikuatkan oleh fakta sejarah berikutnya di mana mereka berhasil membunuh Utsman RA atau mensyahidkan beliau. Kemudian ummat Islam membai'ah Ali RA termasuk sebagian besar orang‑orang yang telah membunuh Utsman RA. Sementara itu Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Awf, Aisyah dan sahabat yang lain keluar dan menuntut pembelaan terhadap Utsman RA. Ali RA berkata: "Saya setuju dengan pendapat anda tapi mereka sangat banyak dan bercampur dalam pasukan kami". Ali RA menghendak masalah Khalifah diselesaikan dahulu baru menyelesaikan orang‑orang yang membunuh Utsman. Kemudian antara pihak Ali RA dan Aisyah sudah terjadi kesepakatan bahwa mereka tidak akan berperang kecuali untuk menuntut pembunuh Utsman, tapi orang‑orang yang mebunuh Utsman membuat fitnah lagi dalam perang Jamal. Mereka memisahkan diri jadi dua, sebagian bersama Ali dan sebagian bersama Aisyah dan mereka berdua saling melempar lembing dan satu sama lain mengatakan bahwa Ali telah berkhianat dan Aisyah telah berkhianat, maka terjadilah apa yang terjadi dalam perang Jamal.

Pada waktu terjadi peperangan antara Ali RA dengan Muawiyah RA mereka juga bersama Ali dalam suatu peperangan yang terkenal dalam sejarah disebut perang Shiffin. Dalam buku‑buku tarikh Syi'ah juga ditulis dalam buku‑buku tarikh Sunnah disebutkan ada pihak ketiga yang netral di antaranya Abdullah bin Umar, Abu Musa Al‑Asyari, Zaid bin Tsabit, dan yang lainnya yang mencoba mengadakan ishlah pada keduanya dan mempertemukan keduanya. Terjadilah suatu dialog antara utusan Ali RA dengan Muawiyah bin Abi Sofyan
"Apakah anda memerangi Ali karena anda ingin menjadi khalifah?” Muawiyah berkata: "Saya tahu diri saya, dan saya tahu diri saya jauh di bawah Ali, dan tidak ada dalam benak saya keinginan untuk menjadi khalifah, saya keluar berperang untuk menuntut darah Utsman." "Apa betul anda tidak ingin menjadi khalifah?" berkata Muawiyah: "Andaikata Ali menyerahkan siapa pembunuh Utsman niscaya saya orang yang pertama berbai'ah." Akan tetapi suasana dikacaukan oleh orang‑orang tadi yang akhirnya terjadi perang Shifiin.

Ketika pihak Muawiyah hampir kalah, atas usulan Amru bin Al‑Ash untuk meletakkan mushaf di pucuk pedang sebagai tanda ingin berunding. Ali RA tahu bahwa ini tipu daya tetapi orang‑orang Khawarij meminta Ali untuk menerimanya bahkan memaksa dan mengancam:
لئن أتيت لنفعلنّ بك كما فعلنا بعثمان لنقتلنك كما قتلنا عثمان
"Jika engkau menolak, kami akan memperlakukan anda sebagaimana kami memperlakukan Utsman dan kami akan membunuh anda sebagaimana kami telah membunuh Utsman."
Akhirnya Ali RA menerima dengan terpaksa, kemudian menyuruh panglima perangnya Asytar An‑Nakho'i untuk menerima tahkim, tapi Asytar juga keberatan atas perintah itu karena ia tahu benar unsur tipuannya sangat besar, tapi lagi‑lagi orang‑orang Khawarij memaksa Asytar dan mengatakan apa yang dikatakan kepada Ali RA, maka Asytar pun menerima tahkim itu.

Ketika Ali RA tahu bahwa pihak Muawiyah mengutus Amru bin Al‑Ash, seorang yang diketahui ahli diplomasi maka Ali RA mengutus Abdullah bin Al‑Abbas, tapi lagi‑lagi orang Khawarij membuat ulah dan berkata: "Kalau anda mengutus Ibnu Abbas apa bedanya anda dengan Utsman, kami memerangi Utsman karena dia selalu mengangkat keluarganya sendiri, sekarang anda mengutus Ibnu Abbas keponakan anda sendiri". Mereka rninta yang menjadi utusannya adalah Abu Musa Al‑Asy'ari tokoh netral, tapi Ali tahu kalau Abu Musa bukanlah orang yang cocok pada masalah ini, dia terlalu lugu (ikhlash), tapi mereka ngotot dan mengancam Ali RA, sampai dalam hal ini Ali mengeluarkan kata‑kata yang 'ngenes':
كنت بالأمس أميرا وكنت اليوم مأمورا
"Dulu saya bisa memimpin tapi saya sekarang jadi dipimpin."

Kemudian setelah acara tahkim usai dengan hasil yang sangat merugikan Ali RA, permasalahan ternyata belum selesai. Orang Khawarij bikin ulah lagi mengkafrkan Ali RA dan berkata
كفرت لأنك حكمت رجالا في حكم الله, إن الحكم إلا لله
"Anda telah kafir karena anda telah menyerahkan urusan tahkim kepada orang dalam hukum Allah. Tiada yang berhak menghukum melainkan Allah."

Dan mereka keluar dari pasukan Ali, jumlah mereka sebanyak 12.000 orang, maka terpaksa Ali menghadapi mereka dan menyuruh Ibnu Abbas untuk berdiskusi dengan mereka.

Fenomena sikap Khawarij banyak terjadi sekarang dan biasa disebut Neokhawarijisme bahkan bisa jadi dekat dengan kita, apalagi hal itu telah diprediksi oleh Rasulullah SAW. Ibnu Abbas ketika mengadakan dialog dengan mereka menyebutkan beberapa ciri‑ciri di antaranya: Mereka sangat wara', pakaiannya sangat sederhana, muka mereka pucat karena jarang tidur malam, jidatnya hitam, telapak tangan dan kakinya kapalan, dan meraka disebut quro yaitu orang yang bagus bacaannya dan lama bila membaca Qur'an.

Untuk melihat sifat‑sifat mereka lebih jauh kita lihat hadits‑hadits Rasul SAW yang membicarakan hal ini, diantaranya:
عن أبي سعيد الخذري قال: بينما نحن عند رسول الله (ص) وهو يقسم قسما أتاه ذوالقويصرة وهو رجل من بني تميم فقال: يا رسول الله اعدل. قال رسول الله (ص) ويلك ومن يعدل إن لم اعدل؟ قد خبتُ وخسرتُ إن لم اعدل. فقال عمر بن خطاب (ض) يا رسول الله ائذن لي فيه اضرب عنقه. قال رسول الله (ص) دعه فإن له أصحابا يحقر أحدكم صلاته مع صلاتهم وصيامه مع صيامهم يقرئون القران لا يجاوز تراقيهم ويمرقون من الإسلام كما يمرق السهم من الرمية
(1) "Dari Abi Said Al‑Khudry berkata: Tatkala kami bersama Rasulullah SAW dan beliau sedang membagikan ghanimah, datang Dzul Kliuwaishirah salah seoran g dari Bani Tarnim dan berkata: "Wahai Rasulullah berbuat adillah!" Berkata Rasulullah SAW: "Celaka! Siapa yang akan berbuat adil jika saya tidak berbuat adil? Niscaya saya celaka dan binasa jika saya tidak adil." Berkata Umar bin Khattab: "Wahai Rasulullah! Ijinkan saya memenggal lehernya; Berkata Rasulullah SAW: "Biarkanlah dia. Sesunggulinya dia mempunyai banyak teman, di rnana dianggap remeh shalat diantara kalian dibanding shalat mereka, shaum katian disbanding shaum mereka, mereka membaca al‑Qur'an tidak sampai kecuali pada tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busur." (HR. Bukhari dan Muslim)

(2) "Pada hari Hunain Rasulullah SAW mengutamakan sebagian manusia dalam pembagian ghanimah, Beliau memberi Al‑Aqra bin Habis Al‑Handhaly 100 unta, memberi Uyainah bin Badrul Fijary dengan jumlah yang scrupa dan memberi para pembesar Arab, beliau mengutamakan mereka dalam pembagian. Maka berkata salah seorang: "Demi Allah, pembagian ini tidak adil dan tidak bertujuan untuk mencari ridha Allah!" (HR. Muslim)
وفي رواية: إن من ضئضئ هذا قوما يقرئون القرآن لا يجاوز حناجرهم يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان يمرقون الإسلام كما يمرق السهم من الرمية لئن أدركتهم لأقتلنهم قتل عاد
(3) Dalam riwayat yang lain: "Sesungguhnya dari keturunan ini ada kaum yang mcmbaca Al-Qur'an yang tidak sampai kccuali pada kcrongkongan, mereka rnembunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala, mereka keluar dari Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya, jika saya menjumpai mereka pasti akan saya bunuh mereka seperti membunuh kaum Aad." (HR.Bukhari dan Muslim)
سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام
(4) "Akan kduar di akhir zaman suatu kaum yang usia mcreka masih rnuda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan rnanusia, membaca al‑Qur'an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din sebagaimana anak panah keluar dan busurnya." (HR. Bukhari ieluslim)
يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم
(5) "Suatu kaum dari ummatku akan keluar membaca Al‑Qur'an, mereka mengira bacaan Qur'an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka." (HR Muslim)
يحسنون القيل ويسيئون الفعل يدعون إلى كتاب الله وليسوا منه في شيء
(6)‑ "Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun" (HR. Al-Hakim)
لايزالون يخرجون حتى يخرج آخرهم مع المسيح الدجال
(7) “Mereka akan senantiasa keluar sampai pada yang terakhir bersama al-Masih ad-Dajjal. Jika kalian bertemu mereka maka bunuhlah, merekalah sejelek-jelek penciptaan dan sejelek-jelek makhluk.” (HR. An-Nasa’I dan Al-Hakim)
الخوارج كلاب أهل النار
(8) “Al-Khawarij adalah anjingnya ahli neraka.”

Dari hadits-hadits di atas dapat disimpulkan sifat-sifat, nilai, fenomena dan kedudukan mereka, sikap kita kepada mereka dan ibroh yang bisa diambil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih