Jumat, 27 Juli 2012

ARTIKEL "IBROH"

artikel agama islam
.6 Ibroh
1. Berhati‑hati supaya tidak terjatuh pada Khawarijisrne (التخذير من الوقوع)
Secara sosial politik Khawarij bisa muncul kapan saja, apalagi kemunculan pertama Khawarij dimulai dari ketidakpercayaan (‘adamuts tsiqah) sebagian mereka kepada pcmimpinnya yaitu Utsman bin Affan yang mereka anggap tidak adil, nepotisme, dan mengangkat orang‑orang dekatnya. Ditambah ada sosok lain yang tidak suka dengan Islam ialah Abdullah bin Saba, yang sangat besar pengaruhnya dalam memecah belah urnmat Islam. Melihat awal rnunculnya Khawarij, fenomenanya sekarang nampaknya semuanya ada.

2. Bertaubat jika sudah terjatuh (الإنقاذ إن وَقَعَ)
Sejarah pun telah membuktikan banyak ummat Islam yang sudah tcrjatuh pada fitnah Khawarijisme. Di Mesir pada tahun 60‑an banyak kelompok yang keluar dari jama'ah yang benar dan menuduh pemimpinnya lemah bahkan menuduh sesama muslim dengan kafir. Untuk menghadapi orang‑orang yang sudah terjatuh pada Khawarij minimal dibutuhkan tiga cara: (1) Memilih orang yang cocok untuk menghadapi mereka, (2) Cara yang benar, (3) Memeranginya jika diperlukan.

Ali RA, Ibnu Abbas dan Umar bin Abdul Azis dianggap orang yang cocok untuk menghadapi Khawarij disamping beliau bertiga memiliki ilmu yang dalarn dan bijaksana serta pandai memilih cara yang tepat untuk menghadapi mereka.

Pada saat Ali RA menghadapi mereka beliau bertanya : "Apa yang anda rasa berat dari saya?" Mereka menjawab: "Karena anda menyerahkan hak menghukum pada manusia, padahal tidak ada yang berhak rnenghukurn kecuali Allah." Jawab Ali RA: "Apakah jika saya mendatangkan dengan dalil Al‑Qur'an pada anda, anda akan kembali?" Mereka menjawab: "Kenapa tidak?" Maka Ali RA mengambil dalil dari Al‑Qur'an surat An‑Nisa ayat 35 yang artinya: "Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakim dari keluarga laki‑laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” "Kalau pada masalah pernikahan saja Allah membolehkan mengambil hakim dari manusia apalagi masalah Khilafah!" Maka sebanyak 4000 orang dari Khawarij bertaubat.

Begitu juga Ibnu Abbas sebagai sosok yang mampu menghadapi orang‑orang Khawarij. Suatu saat Ali RA mengutusnya untuk menghadapi Khawarij, maka Ibnu Abbas bertanya pada mereka: "Hal apakah yang; rnembuat anda dendam pada Ali RA?" Mereka menjawab: "Ada tiga, pertama, dalam hal agama Allah, Ali bertahkim pada manusia, kcdua, ia berperang tapi tidak menawan pihak musuh dan tidak mengambil harta rarnpasan, ketiga, waktu bertahkim ia rela meninggalkan keamirannya.” Maka jawab lbnu Abbas: “Mengenai bertahkim pada manusia apa salahnya, kemudian beliau membacakan ayat 95 dari surat AI‑Maidah. Tentang ucapan anda, ia berperang tidak melakukan penawanan, apakah anda menghendaki agar Aisyah istri Rasul SAW jadi tawanan? Adapun Ali RA menanggalkan kekhalifahannya Ali mencontoh Rasulullah SAW pada saat pcrjaniian Hudaibiyah". Demikianlah setelah Ibnu Abbas menyelesaikan dialognya dengan sangat bijaksana maka sekitar 20.000 orang Khawarij bertaubat.

Begitu juga Umar bin Abdul Azis melakukan yang serupa di mana pada masa daulah Bani Umayyah yang paling membahayakan adalah orang‑orang Khawarij, bahkan daulah punya pasukan khusus untuk menghadapi mereka, yang dipimpin oleh Al‑Muhalab bin Abi Shufroh. Suatu saat Umar berdialog dengan salah seorang dari mereka yang bernama Al‑Bistom dan berkata: "Kami siap kernbali pada anda dengan syarat anda bertaubat dan melaknati Bani Umayyah". Umar berkata: "Baiklah, apakah hal ini ada sanad tarikhnya bahwa orang yang bertaubat harus melaknati leluhurnya?" Umar melanjutkan: "Apakah anda pernah melaknati iblis dan Fir'aun, mengapa anda menyuruh saya untuk melaknati orang yang kernungkinan lslamnya masih besar".
Bukti dari ini semua menunjukkan bahwa Ali, Ibu Abbas dan Urnar adalah figur yang cocok untuk menghadapi Khawarij berkat ilmunya yang sangat dalam dan kebijaksanaannya. Mereka juga memiliki metodologi yang baik dalam menghadapi mereka. Kebaikan cara dan kebijaksanaan Ali terbukti ketika ditanya "Apakah Khawarij itu kafir?" Jawab Ali: "Mereka adalah orang yang berusaha lari dari kekaliran". "Apakah mereka munafik?" Jawab Ali: "Orang munafik tidak menyebut Allah kecuali sedikit, padahal mereka orang yang banyak menyebut nama Allah".

Kelompok Khawarij ini sangat unik, hal ini tlrlihat padl kasus ketika mercka mengadakan kesepakatan untuk membunuh Ali RA, Muawiyah dan Amru bin Al‑Ash. Salah seorang yang ditugaskan untuk membunuh Ali RA adalah Abdurrahman bin Muljam. Abdurrahman sebenarnya enggan diberi tugas untuk membunuh Ali RA tapi ketika lewat pada perkampungan Khawarij dia mendapatkan orang yang tercantik di kampung itu dan bapak serta kakaknya sudah tewas terbunuh oleh Ali dalarn peristiwa Haruro. Perempuan itu bernama Qutom dan sangat dendam pada Ali RA. Ibnu Muljam berkata pada pcrempuan itu: "Saya ingin rnengawini anda!" "Boleh, tapi mahar apa yang akan engkau berikan pada saya?", jawab Qutom. "Apa saja yang engkau minta niscaya aku kabulkan", balas Ibnu Muljam. Maka Qutom mengatakan: "Saya minta 30.000, hamba sahaya, budak yang bisa menyanyi dan membunuh Ali." "Kalau yang tiga pertama dapat saya kabulkan tapi yang terakhir engkau jangan berharap". Maka Qutom kemudian berkata: "Jika anda bisa melakukannya saya akan sembuh dari sakit hati, anda bisa menikahi saya, tapi kalau tidak maka akhirat lebih baik bagi anda dari dunia dan segala isinya". Maka terjadilah apa yang sudah terjadi. Dari kasus ini menunjukkan ada kasus yang terselubung dan tidak murni dalam pcmbunuhan Ali RA olch Ibnu Muljam.

Bentuk keunikan lain mereka adalah kc1ompok yang mudah dibodohi, maka untuk menghadapi mereka diperlukan cara khusus. Hal ini pernah terjadi pada Amru bin Ubaid, salah seorang tokoh Mu'tazilah. Suatu saat ia lewat perkampungan Khawarij dengan ternan‑temannya dan dihadang oleh mereka seraya berkata: "Mana kawan‑kawan anda, tadi kelihatan banyak?" Jawab Arnru dengan menyitir ayat 6 surat At‑Taubah. "Kami orang yang musyrik yang meminta perlindungan agar dapat mendengar firman Allah." "Boleh, karni rnelindungi anda sekalian, pergilah anda mendapat perlindungan". Tapi Arnru rnerasa belum aman karena perkampungan Khawarij masih panjang dan dia berkata: "Tidak begitu, antarkanlah ia ke tempat yang aman". Maka orang‑orang Khawarij tadi mengantarkannya. Ini menunjukkan pemikiran mereka yang sangat sederhana yang nrengakibatkan mudah diperdaya dengan logika yang sangat sederhana, sehingga untuk menghadapi mereka dibutuhkan cara yang tepat dan tidak perlu logika yang berat‑berat.

Cara yang ketiga merneranginya jika dianggap perlu. Hal ini terbukti ampuh dan juga pernah dilakukan Ali RA. Pada masa daulah Abbasiyah kekuatan mereka secara politis sudah bisa dilumpuhkan, kalaupun masih ada hanya bekas‑bekas atau pengaruh pemikiran mereka dan dalarn bentuk nilai seperti menyesatkan dan menganggap kafir orang muslin.



3. Mensyukuri pemahaman yang benar (الشكر على الفهم الصحيح)
Kalau kita melihat betapa orang yang ibadahnya sangat rajin, pandai bahasa Arab, masih bisa salah dalam memahami Islam bahkan dicap oleh Rasul sebagai anjingnya ahli neraka, ini menunjukkan betapa besarnya nikmat pemahaman yang benar yang diberikan Allah pada kita.

Salah seorang ulama salaf berkata:
لا أدري بآية إحدى النعمتين أشكر أبالفهم الصحيح أوالتجنيب من البدع
"Saya tidak tahu bagaimana saya harus bersyukur dengan nikmat memahami Islam dengan benar atau mampu menjauhi dari bid'ah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon komentarnya untuk mengembangkan blog ini. terima kasih